Kamis, 24 November 2011

Peta topografi

Peta topografi



Peta topografi adalah jenis peta yang ditandai dengan skala besar dan detail, biasanya menggunakan garis kontur dalam pemetaan modern. Sebuah peta topografi biasanya terdiri dari dua atau lebih peta yang tergabung untuk membentuk keseluruhan peta. Sebuah garis kontur merupakan kombinasi dari dua segmen garis yang berhubungan namun tidak berpotongan, ini merupakan titik elevasi pada peta topografi.
Pusat Informasi Peta Topografi Kanada memberikan definisi untuk peta topografi sebagai berikut: [1]
Sebuah peta topografi adalah representasi grafis secara rinci dan akurat mengenai keadaan alam di suatu daratan.
Penulis lain mendefinisikan peta topografi dengan membandingkan mereka dengan jenis lain dari peta, mereka dibedakan dari skala kecil "peta sorografi" yang mencakup daerah besar, [2][3] "peta planimetric" yang tidak menunjukkan elevasi, [4] dan "peta tematik" yang terfokus pada topik tertentu [5]
Karakteristik unik yang membedakan peta topografi dari jenis peta lainnya adalah peta ini menunjukkan kontur topografi atau bentuk tanah di samping fitur lainnya seperti jalan, sungai, danau, dan lain-lain. Karena peta topografi menunjukkan kontur bentuk tanah, maka peta jenis ini merupakan jenis peta yang paling cocok untuk kegiatan outdoor dari peta kebanyakan.

Sejarah

Secara historis, perkembangan peta topografi sebagian besar didorong oleh kebutuhan militer. Saat ini, operasi taktis dan kegiatan tentara sedemikian kompleks sehingga sangat penting bagi semua prajurit untuk dapat membaca dan menafsirkan peta, agar dapat bergerak cepat dan efektif di medan perang. Pengenalan medan dapat memberikan perbedaan nyata dalam medan pertempuran. Kemampuan membaca peta sangat di butuhkan jika ingin memenangkan pertempuran. Tidak hanya dalam medan pertempuran, hal ini juga berlaku untuk keperluan sipil seperti berburu, menempuh rimba, menyusur rawa, hiking, mendaki gunung, bukit atau penggunaan lainnya dimana ketepatan navigasi darat diperlukan.

Definisi

Peta topografi adalah representasi grafis dari bagian permukaan bumi yang ditarik ke skala, seperti yang terlihat dari atas. Menggunakan warna, simbol, dan label untuk mewakili fitur yang ditemukan pada permukaan bumi. Representasi yang ideal akan terwujud jika setiap fitur dari daerah yang dipetakan dapat ditunjukkan dalam bentuk yang benar. Untuk dapat dimengerti, peta harus diwakili dengan tanda konvensional dan simbol. Pada peta skala 1:250.000, simbol yang ditentukan untuk membangun mencakup areal seluas 500 meter persegi di atas tanah, sebuah simbol jalan adalah setara dengan lebar jalan sekitar 520 kaki di tanah, simbol untuk rel kereta api tunggal adalah setara dengan rel kereta api sekitar 1.000 kaki pada tanah. Pemilihan fitur yang akan ditampilkan, serta penggambaran legenda harus sesuai dengan pedoman yang ditetapkan oleh Badan Pemetaan.

Tujuan

Peta topografi dibuat untuk memberikan informasi tentang keberadaan, lokasi, dan jarak, seperti lokasi penduduk, rute perjalanan dan komunikasi. Peta topografi juga menampilkan variasi daerah, ketinggian kontur, dan tingkat tutupan vegetasi. Dengan kekuatan militer yang tersebar di seluruh dunia, maka militer bergantung pada peta untuk memberikan informasi terhadap unsur-unsur tempur dan untuk menyelesaikan operasi logistik. Mobilitas tentara dan material yang harus diangkut, disimpan, dan ditempatkan ke dalam operasi pada waktu dan tempat yang tepat. Banyak dari perencanaan ini harus dilakukan dengan menggunakan peta. Oleh karena itu, setiap operasi memerlukan pasokan peta, namun meskipun kita memiliki peta terbaik, peta tidak akan berharga kecuali pengguna peta tahu bagaimana cara membacanya.

Pengadaan

Kebanyakan unit militer yang berwenang memiliki proyek pembuatan peta. Seperti Direktorat Topografi Angkatan Darat[6] di Indonesia. Kita dapat memesan peta topografi dengan mengisi formulir untuk setiap satu lembar petanya. Misi Direktorat Topografi adalah untuk menyediakan pemetaan, charting, dan semua dukungan geodesi untuk angkatan bersenjata dan semua operasi keamanan nasional lainnya. Selain peta topografi, DiTopAD juga memproduksi produk lain seperti peta tematik, peta tiga dimensi, peta foto, mozaik foto udara dan peta yuridiksi. Semua peta topografi harus dianggap sebagai dokumen yang memerlukan penanganan khusus. Jika peta jatuh ke tangan yang tidak sah, dapat membahayakan.
Peta tidak boleh jatuh ke tangan yang tidak sah.
Peta yang dicetak di atas kertas memerlukan perlindungan dari air, lumpur, dan robek. Bila memungkinkan, peta harus diletakkan dalam tempat yang tahan air, atau di beberapa tempat terlindungi yang mudah digapai. Agar peta mampu bertahan lama, perawatan wajib dilakukan. Jika kita harus menandai peta, sebaiknya menggunakan pensil. Sehingga tanda dan garis yang kita buat dapat terhapus dengan mudah tanpa merusak, atau meninggalkan noda dan tanda yang dapat menyebabkan kebingungan di kemudian hari. Jika margin tepi peta harus dipotong untuk alasan apapun, maka kita wajib untuk mencatat informasi marginal yang mungkin diperlukan kemudian, seperti data grid dan deklinasi magnetis. Perhatian khusus harus diambil pada peta yang digunakan dalam misi taktis, terutama dalam unit kecil, misi mungkin tergantung pada peta itu. Semua anggota dari unit tersebut harus akrab dengan lokasi peta di setiap saat.

Kategori

Peta topografi dikategorikan berdasarkan skala dan jenis. Dan skala peta topografi dibagi ke dalam tiga kategori. Yaitu skala kecil, menengah dan besar.
  1. Kecil. Peta dengan skala 1:1.000.000 dan lebih kecil digunakan untuk perencanaan umum dan untuk studi strategis. Peta skala kecil standar memiliki skala 1:1.000.000. Peta ini meliputi area yang sangat besar dengan mengorbankan detail.
  2. Menengah. Peta dengan skala lebih besar dari 1:1.000.000 tetapi lebih kecil dari 1:75.000 digunakan untuk perencanaan operasional. Peta ini mengandung detail dengan jumlah sedang. Peta skala menengah standar memiliki skala 1:250.000. Ada juga peta dengan skala 1:100.000.
  3. Besar. Peta dengan skala 1:75.000 dan lebih besar digunakan untuk perencanaan taktis, administrasi, dan logistik. Peta jenis inilah yang sering ditemukan dan digunakan pihak militer. Peta skala besar standar 1:50.000, namun banyak daerah telah dipetakan dengan skala 1:25.000.
Peta pilihan untuk navigator adalah peta topografi skala 1:50.000. Ketika beroperasi di tempat-tempat asing, kita mungkin menemukan bahwa produk-produk peta belum diproduksi untuk mencakup daerah tertentu pada lokasi operasi kita, atau mungkin tidak tersedia untuk unit kita ketika kita membutuhkannya. Oleh karena itu, kita harus siap untuk menggunakan peta yang diproduksi oleh pemerintah asing yang mungkin tidak memenuhi standar untuk akurasi yang ditetapkan. Peta-peta ini sering menggunakan simbol-simbol yang mirip dengan yang ditemukan pada peta produksi negara kita tetapi memiliki makna sangat berbeda. Standar akurasi peta topografi adalah derajat yang sesuai dengan posisi horizontal dan vertikal yang mewakili nilai-nilai di peta dengan suatu standar yang ditetapkan. Standar ini ditentukan direktorat terkait berdasarkan kebutuhan pengguna.

Waterpass

Waterpass

Waterpass adalah alat mengukur beda ketinggian dari satu titik acuan ke acuan berikutnya. Waterpass ini dilengkapi dengan kaca dan gelembung kecil di dalamnya. Untuk mengecek apakah waterpass telah terpasang dengan benar, perhatikan gelembung di dalam kaca berbentuk bulat. Apabila gelembung tepat berada di tengah, berarti waterpass telah terpasang dengan benar. Pada waterpass, terdapat lensa untuk melihat sasaran bidik. Dalam lensa, terdapat tanda panah menyerupai ordinat (koordinat kartesius). Angka pada sasaran bidik akan terbaca dengan melakukan pengaturan fokus lensa. Selisih ketinggian diperoleh dengan cara mengurangi nilai pengukuran sasaran bidik kiri dengan kanan. Waterpass memiliki nivo sebagai penyama ketinggian, lensa objektif, lensa okuler, dan penangkap cahaya. Dengan waterpass ini kita dapat menentukan berapa banya tanah yang dibutuhkan untuk meratakan suatu lokasi. Alat ini bersifat sangat sensitif terhadap cahaya, sehingga memerlukan payung untuk menutupi cahaya matahari.
Cara kerja:
Yang diamati dilapangan adalah pembacaan:
  • · bentang tengah (BT),
  • · bentang bawah (BB)
  • · bentang atas (BA)
  • · sudut horizontal kasar
Angka angka pada BT, BB, BA dapat kita baca pada rambu yang
ditegakan pada strat pot (patok kayu yang diberi paku payung)
melalui water pass yang telah distel.
  1. pasang la trifood statif(kaki 3) setinggi dada juru ukur,
dan pasang water pass pada kaki 3
  1. atur lah alat ukur sehingga nivo kontak tepat ditengah, dengan menggunakan 3 buah skrup penyetel
  2. Intip lensa okuler, fokuskan pada tiang (objek) yang akan diukur.
  3. Catat ketinggian tiang.
  4. Ulangi langkah yang sama pada tempat yang akan dicari selisih ketinggiannya.
Setelah melakukan pengukuran di lapangan,maka kita dapat membuat tabel hasil pengukuran dan mendapatkan gambar hasil kontur tanahnya.
Adapun yang perlu diperhatikan dalam pengukuran ini adalah:
  • a. Usahakan jarak antara titik dengan alat sama.
  • b. Seksi dibagi dalam jumlah yang genap.
  • c. Baca rambu belakang, baru kemudian dibaca rambu muka.
  • d. Diukur pulang pergi dalam waktu satu hari.
  • e. Jumlah jarak muka=jumlah jarak belakang.
  • f. Jarak alat ke rambu maksimum 75 m.
  • g. saat terbaik pengukuran pagi jam 06.00 - 11.00 siang jam 15.00 - 18.00
Dalam pembuatan jalan maupun pembangunan diperlukan suatu pengukuran beda tinggi agar dapat diketahui perbedaan tinggi yang ada dipermukaan tanah.

Trigonometri

Trigonometri (dari bahasa Yunani trigonon = tiga sudut dan metro = mengukur) adalah sebuah cabang matematika yang berhadapan dengan sudut segi tiga dan fungsi trigonometrik seperti sinus, cosinus, dan tangen. Trigonometri memiliki hubungan dengan geometri, meskipun ada ketidaksetujuan tentang apa hubungannya; bagi beberapa orang, trigonometri adalah bagian dari geometri.

Sejarah awal

Awal trigonometri dapat dilacak hingga zaman Mesir Kuno dan Babilonia dan peradaban Lembah Indus, lebih dari 3000 tahun yang lalu. Matematikawan India adalah perintis penghitungan variabel aljabar yang digunakan untuk menghitung astronomi dan juga trigonometri. Lagadha adalah matematikawan yang dikenal sampai sekarang yang menggunakan geometri dan trigonometri untuk penghitungan astronomi dalam bukunya Vedanga, Jyotisha, yang sebagian besar hasil kerjanya hancur oleh penjajah India.
Matematikawan Yunani Hipparchus sekitar 150 SM menyusun tabel trigonometri untuk menyelesaikan segi tiga.
Matematikawan Yunani lainnya, Ptolemy sekitar tahun 100 mengembangkan penghitungan trigonometri lebih lanjut.
Matematikawan Silesia Bartholemaeus Pitiskus menerbitkan sebuah karya yang berpengaruh tentang trigonometri pada 1595 dan memperkenalkan kata ini ke dalam bahasa Inggris dan Perancis.

Trigonometri sekarang ini

Ada banyak aplikasi trigonometri. Terutama adalah teknik triangulasi yang digunakan dalam astronomi untuk menghitung jarak ke bintang-bintang terdekat, dalam geografi untuk menghitung antara titik tertentu, dan dalam sistem navigasi satelit.
Bidang lainnya yang menggunakan trigonometri termasuk astronomi (dan termasuk navigasi, di laut, udara, dan angkasa), teori musik, akustik, optik, analisis pasar finansial, elektronik, teori probabilitas, statistika, biologi, pencitraan medis/medical imaging (CAT scan dan ultrasound), farmasi, kimia, teori angka (dan termasuk kriptologi), seismologi, meteorologi, oseanografi, berbagai cabang dalam ilmu fisika, survei darat dan geodesi, arsitektur, fonetika, ekonomi, teknik listrik, teknik mekanik, teknik sipil, grafik komputer, kartografi, kristalografi.
Ada pengembangan modern trigonometri yang melibatkan "penyebaran" dan "quadrance", bukan sudut dan panjang. Pendekatan baru ini disebut trigonometri rasional dan merupakan hasil kerja dari Dr. Norman Wildberger dari Universitas New South Wales. Informasi lebih lanjut bisa dilihat di situs webnya [1].

Hubungan fungsi trigonometri

\tan A = \frac{\sin A}{\cos A}\,
\cot A = \frac{1}{\tan A} = \frac{\cos A}{\sin A}\,
\sec A = \frac{1}{\cos A}\,
\csc A = \frac{1}{\sin A}\,

Identitas trigonometri

\sin^2 A + \cos^2 A = 1 \,
1 + \tan^2 A = \frac{1}{\cos^2 A} = \sec^2 A\,
1 + \cot^2 A = \frac{1}{\sin^2 A} = \csc^2 A \,

Penjumlahan

\sin (A + B) = \sin A \cos B + \cos A \sin B \,
\sin (A - B) = \sin A \cos B - \cos A \sin B \,
\cos (A + B) = \cos A \cos B - \sin A \sin B \,
\cos (A - B) = \cos A \cos B + \sin A \sin B \,
\tan (A + B) = \frac{\tan A + \tan B}{1 - \tan A \tan B} \,
\tan (A - B) = \frac{\tan A - \tan B}{1 + \tan A \tan B} \,

Rumus sudut rangkap dua

\sin 2A = 2 \sin A \cos A \,
\cos 2A = \cos^2 A - \sin^2 A = 2 \cos^2 A -1 = 1-2 \sin^2 A \,
\tan 2A = {2 \tan A \over 1 - \tan^2 A} = {2 \cot A \over \cot^2 A - 1} = {2 \over \cot A - \tan A} \,

Rumus sudut rangkap tiga

\sin 3A = 3 \sin A - 4 \sin^3 A \,
\cos 3A = 4 \cos^3 A - 3 \cos A \,

Rumus setengah sudut

\sin \frac{A}{2} = \pm \sqrt{\frac{1-\cos A}{2}} \,
\cos \frac{A}{2} = \pm \sqrt{\frac{1+\cos A}{2}} \,
\tan \frac{A}{2} = \pm \sqrt{\frac{1-\cos A}{1+\cos A}} = \frac {\sin A}{1+\cos A} = \frac {1-\cos A}{\sin A} \,

Foto


Foto Kelas X- TSP



Foto Kumpulan Theodolite


Foto Total Station

Rabu, 23 November 2011

Istilah-istilah Survei dan Pemetaan

Survei adalah
Proses secara teratur untuk menentukan DATA yang berhubungan dengan karakteristik fisik atau kimia bumi (survei)

Survei dan Pemetaan adalah
Segala kegiatan yang meliputi pengumpulan data dan pengolahan serta penggambaran mengenai gejala dan keadaan permukaan bumi maupun kerak bumi di bawahnya dan keadaan angkasa ( Dishidros)

Survei dan Pemetaan Maritim adalah
Lokasi yang digunakan sebagai tempat asal-tujuan serta transit pergerakan lalu lintas penumpang dan barang yang menggunakan jasa angkutan kereta api, termasuk juga diantaranya : dry port (Badan Pertanahan Nasional)

Survei Geodetik adalah
Survey yang mengutamakan bentuk ukuran bumi (Dishidros)

Survei Geologi adalah
Survei atau investigasi karakteristik dan struktur ( Dishidros)

Survei Gravimetri adalah
Survei yang dibuat untuk menentukan percepatan dan struktur bumi (Dishidros)

Survei Hidrografi adalah
Survei di laut (dan di darat, umtuk mendirikan titik kontrol dan atau garis pantai) yang dilaksanakan dengan tujuan utama untuk kompilasi peta laut yang berhubungan dengan air ( Dishidros)

Survei Kadastral adalah
Survei yang berhubungan dengan batas-batas daerah yang dibuat untuk menciptakan ( Dishidros)

Survei Magnetik adalah
Survei yang dilaksanakan untuk mengukur besar dan arah medan magnit bumi dan titik tertentu pada atau dekat permukaan bumi ( Dishidros)

Survei Magnetometer adalah
Survei dimana medan magnit bumi dipetakan dengan menggunakan Magnetometer ( Dishidros)

Survei Oseanografi adalah
Studi atau permukaan setiap kondisi fisik, kimia, geologi/geofisika di dalam laut ( Dishidros)

Survei dan Pemetaan Hidrografi adalah
Segala kegiatan yang meliputi pengumpulan data dan pengolahan serta penggambaran dan informasi melalui pengukuran dan pencitraan keadaan fisik dari bagian permukaan bumi yang terdiri dari air, daratan yang berbatasan dengan air laut, beserta proses didalamnya yang meliputi batas-batas (biologi) serta geologi dasar laut yang dibutuhkan dunia pelayaran dan seluruh kegiatan yang berhubungan dengan laut (Dishidros)

Survei dan Pendahuluan adalah
Survei suatu daerah untuk mendapatkan informasi awal suatu daerah sebelum dilaksanakan survei lengkap (Dishidros)

Survei Udara adalah
Survei yang menggunakan pesawat udara sebagai bagian dari operasi survei (Dishidros)

Contoh foto Udara (Bakosurtanal)

Foto Udara dan Radar

Foto udara yang tersedia terdiri dari :
  • FCIR ( warna semu )
  • Hitam putih
  • ukuran 10" X 10"
Foto udara berwarna semu skala 1 : 30 000

               
Foto udara hitam putih skala 1 : 50 000     Foto udara hitam putih skala 1 : 15 000
Data mosaik radar terdiri dari :
  • Skala 1 : 50 000
  • Skala 1 : 100 000
  • Skala 1 : 250 000
Mozaik Radar

geodesi

Geodesi menurut pandangan awam adalah cabang ilmu geosains yang mempelajari tentang pemetaan bumi. Geodesi adalah salah satu cabang keilmuan tertua yang berhubungan dengan bumi.

Etimologi

Geodesi berasal dari bahasa Yunani, Geo (γη) = bumi dan daisia / daiein (δαιω) = membagi, kata geodaisia atau geodeien berarti membagi bumi. Sebenarnya istilah “Geometri” sudah cukup untuk menyebutkan ilmu tentang pengukuran bumi, dimana geometri berasal dari bahasa Yunani, γεωμετρία = geo = bumi dan metria = pengukuran. Secara harafiah berarti pengukuran tentang bumi. Namun istilah geometri (lebih tepatnya ilmu spasial atau keruangan) yang merupakan dasar untuk mempelajari ilmu geodesi telah lazim disebutkan sebagai cabang ilmu matematika.

Definisi

Definisi Klasik

Menurut Helmert dan Torge (1880), Geodesi adalah Ilmu tentang pengukuran dan pemetaan permukaan bumi yang juga mencakup permukaan dasar laut.

Definisi Modern

Menurut IAG (International Association Of Geodesy, 1979), Geodesi adalah Disiplin ilmu yang mempelajari tentang pengukuran dan perepresentasian dari Bumi dan benda-benda langit lainnya, termasuk medan gaya beratnya masing-masing, dalam ruang tiga dimensi yang berubah dengan waktu.
Pada laporan Dewan Riset Nasional Amerika Serikat, definisi Geodesi dapat dibaca sebagai berikut: a branch of applied mathematics that determines by observations and measurements the exact position of points and the figures and areas of large portions of the earth's surface,the shape and size of the earth, and the variations of terrestrial gravity.
Dalam bahasa yang berbeda, geodesi adalah cabang dari ilmu matematika terapan, yang dilakukan dengan cara melakukan pengukuran dan pengamatan untuk menentukan:
  • Posisi yang pasti dari titik-titik di muka bumi
  • Ukuran dan luas dari sebagian besar muka bumi
  • Bentuk dan ukuran bumi serta variasi gaya berat bumi
Definisi ini mempunyai dua aspek, yakni:
  • Aspek ilmiah (aspek penentuan bentuk), berkaitan dengan aspek geometri dan fisik bumi serta variasi medan gaya berat bumi.
  • Aspek terapan (aspek penentuan posisi), berhubungan dengan pengukuran dan pengamatan titik-titik teliti atau luas dari suatu bagian besar bumi. Aspek terapan ini yang kemudian dikenal dengan sebutan survei dan pemetaan atau teknik geodesi.
Kini teknik geodesi tidak lagi hanya berhubungan dengan survei dan pemetaan. Perkembangan teknologi komputer dijital telah memperluas ruang lingkup keilmuan dan keahlian teknik geodesi. Peta telah dikelola sebagai informasi geografis berkomputer. Itu sebabnya dunia internasional telah mengadopsi terminologi baru: Geomatika atau Geoinformatika.

Sejarah Geodesi

Sejak zaman dahulu, Ilmu Geodesi digunakan oleh manusia untuk keperluan navigasi. Secara signifikan, kegiatan pemetaan bumi sebagai bidang ilmu Geodesi telah dimulai sejak banjir sungai nil (2000 SM) oleh kerajaan Mesir Kuno. Perkembangan Geodesi yang lebih signifikan lagi pada saat manusia mempelajari bentuk bumi & ukuran bumi lebih dalam oleh tokoh Yunani, Erastotenes yang dikenal sebagai bapak geodesi. Hingga teknik geodesi dijadikan sebagai disiplin ilmu akademis hampir disetiap negara. Saat ini, dikarenakan kemajuan teknologi informasi, cakupan ilmu geodesi semakin luas.

Selasa, 22 November 2011

PENGUKURAN DALAM SURVEI DAN PEMETAAN


PENGUKURAN DALAM SURVEI DAN PEMETAAN



Ada semacam kemiripan antara perkembangan alat ukur survei dan pemetaan dengan alat transportasi. Sejak manusia menggunakan kaki sampai dengan pesawat ruang angkasa sebagai alat transportasi, maka sejak itu pula manusia menggunakan kaki sampai teknologi satelit untuk keperluan pengukuran. Kesamaan lain juga terlihat bahwa, teknologi yang mutakhir (paling baik) tidak menghilangkan teknologi sebelumnya, bahkan merupakan suatu tambahan yang bersifat alternatif. Pada perjalanannya, masing-masing teknologi alat ukur surta (survei dan pemetaan) memiliki keunggulan menurut tujuannya. Dibidang surta terestris, perkembangan teknologi alat ukur theodolit manual sampai dengan "One Man Total Station" saat ini, secara prinsip adalah merupakan gradasi perbaikan teknologi peralatan guna perbaikan teknologi yang dilakukan pada penekanan pemakaian teknologi digital yang memberikan kemudahan dan kecepatan berkaitan dengan beberapa step perkerjaan operator (surveyor) yang digantikannya. Sumber kesalahan (Alat/lnstrumen, manusia dan pengaruh lingkungan alam) dan Jenis kesalahan (besar, sistematik dan acak) akan selalu mengintai pada setiap pengukuran.  

Pengertian Total Station
Total Station merupakan instrumen surveying yang memiliki kemampuan total untuk memenuhi semua kebutuhan pengukuran di lapangan. Secara fisik alat ini merupakan gabungan dari 3 (tiga) elemen yakni alat ukur sudut  (Theodolit), alat ukur jarak elektronik (EDM) dan alat hitung (Calculator Plus). Dengan meminjam istilah periklanan maka Total Station dapat dikatakan sebagai Three in One (3 in 1) dari ketiga elemen tersebut. 

Seperti telah dijelaskan di muka bahwa teknologi yang baik adalah mempermudah dan mempercepat pekerjaan dengan catatan tanpa mengurangi kualitas hasil tujuan pekerjaan yang diinginkan. Beberapa keuntungan dari pemakaian alat Total Station adalah sebagai berikut :
  1. Beberapa step pekerjaan sepanjang surveyor digantikan oleh alat yang mampu mengerjakan lebih cepat dan tepat, contoh :
ü   Pembacaan data pengamatan/ukuran
ü   Penulisan data ukuran
ü   Pengolahan data
ü   Penggambaran

  1. Upaya mengurangi terjadinya kesalahan, sebagai akibat dari keuntungan pertama di atas.
ü   Kesalahan membaca dan menaksir bacaan pengamatan
ü   Kesalahan penulisan data pada formulir
ü   Kesalahan penulisan data pada formulir
ü   Kesalahan plotting penggambaran

  1. Keperluan bagi prosesing dan keperluan lanjutan. 
ü   Pembentukkan DTM (Digital Terrain Model)
ü   Pembuatan peta digital
ü   Pekerjaan rekayasa (SO, Konstruksi, Industri dll)
ü   Monitoring
ü   Masukan database digital bagi GIS. 

Berbicara keuntungan tentunya anda akan  menanyakan:  "Apa yang menjadi kendala atau kelemahannya"
a. Sumber daya manusia
b. Ketergantungan pada sumber catu daya
c. dll. 

Pemakaian Total Station akan menjadi Total Solution bila dilanjutkan dengan pengolahan data lanjut melalui perangkat lunak (software). Dengan demikian kehadiran berbagai bentuk alat ukur theodolit dari yang konvensional sampai jenis Robot Total Station, sehingga barangkali muncul pertanyaan: "Mana yang lebih baik?". Untuk menjawab pertanyaan tersebut, kita kembali seperti yang dijelaskan diatas dimana teknologi yang baik adalah memberikan alternatif yang optimum bagi pemakainya. Pengertian optimum, orang selalu mengaitkan dengan waktu, biaya dan kemudahan pengerjaannya. Dapat diambil analogi pertanyaan: "Mana yang lebih baik, jalan kaki, naik mobil atau pesawat udara?". Artinya masing-masing teknologi rnempunyai kelebihan pada porsinya.  

Catatan: Kemampuan sumber daya manusia lebih menentukan pilihan atas alternatif paling optimum, bukan teknologi semata. 

Apa Yang Perlu Dipelajari Pada ETS (Electronic Total Station)
Setiap jenis alat ETS akan memiliki spesifikasi ciri tersendiri dalam hal prosedur pemakaian maupun dalam penanganan datanya, namun untuk mempelajari jenis ETS tersebut secara umum yang perlu dipelajari antara lain: basis data berbasis komputer, spesifikasi alat dan prosedur operasional pemakaian dengan penjelasan singkat sebagai berikut: 

Basis Data
Pada pengukuran terestris dengan menggunakan alat ukur manual, perjalanan data dari ukuran sampai dengan penyajian digunakan formulir ukuran dan hitungan. Menggunakan alat ETS perjalanan data tersebut disusun dalam format tertentu yang dimengerti oleh sistem kerjanya. Agar perjalanan data tersebut tetap sama identitasnya, maka manajemennya harus terstruktur dan sistematis sesuai dengan aturan-aturan konsep pembentukkan informasi grafis dalam bentuk gambar format digital. 

1.     Tipe Objek.
Seperti penjelasan dimuka, bahwa dalam mempelajari Total Station Elektronik (ETS) untuk keperluan Survei dan Pemetaan akan selalu berkaitan dengan masalah prosedur operasional pemakaian alat dan cara penanganan data. Penanganan data yang terstruktur dan sistematis akan mengoptimumkan fungsi Total Station sebagaimana mestinya, tidak memperlakukan Total Station sebagai theodolit manual.
Sehingga kita sangat perlu mengetahui tentang struktur basis data berbasis komputer yang berkaitan dengan:
Ø  Pengambilan Data (pengukuran lapangan)
Ø  Penyimpanan Data (penulisan data)
Ø  Pengolahan Data (proses reduksi)
Ø  Penyajian Data (peta, tabel, laporan dsb) 

Objek atau detil yang kita ukur di lapangan secara grafis dapat dinyatakan melalui tipe objek bentuk garis dan titik. Artinya dengan titik dan bentuk geometri garis yang tertentu dapat digunakan untuk mewakili/menerangkan tentang suatu objek di lapangan (contoh Peta). Garis dapat direkonstruksikan sebagai rangkaian titik-tilik yang dihubungkan. Rangkaian garis yang berhubungan akan membentuk polyline dan bentuk garis polyline membentuk bidang tertutup disebut boundary.
Ø  Posisi titik
Ø  Urutan titik
Ø  Kerapatan titik  




Perhatikan ilustrasi Tipe Obyek berikut ini:
Ø  Garis 3 dan 4 menunjukkan perbedaan bentuk sebagai akibat perbedaan kerapatan posisi titik.
Ø  Garis 1 dan 2 menunjukkan perbedaan bentuk sebagai akibat dari perbedaan urutan pada jumlah dan posisi titik yang sama. 

2.        Pengkodean
Posisi dan kerapatan titik dapat dilakukan dengan cara penempatan target bidikan pada saat pengukuran, sedangkan urutan titik dilakukan dengan cara pengkodean (memberi kode) titik tersebut, disamping itu, pengkodean dapat digunakan untuk memberitahukan sifat titik atau garis yang berkaitan dengan penarikan garis kontur. Pemberian kode titik berkaitan dengan manajemen pengolahan dan penyajian data hasil ukuran. Mengingat banyaknya jenis detil di lapangan tentunya akan sangat banyak penggunaan kode-kode, untuk itu agar mudah pemakaiannya pada saat pelaksanaan perlu pengelompokan jenis detil dalam grup tertentu. 

Pendesainan kode bagi jenis detil atau objek, dewasa ini belum ada yang standard atau baku yang dapat dimengerti oleh seluruh pemakai alat Total Station berbagai merk. Pada dasarnya pembuatan kode tergantung pada pemakainya, namun demikian jika ingin membuat sebaiknya semudah mungkin dan seinformatif mungkin. Berikut diberikan contoh Nomor Kode dan Format kode Numerik yang digunakan pada alat Total Stasion yang ada :
 
Nomor kode
:
ZZ (dua digit)










Contoh
:
Code 20
:
Untuk menyatakan nama file atau job data


Code 19
:
Untuk menyatakan identitas Stasion Alat 


Code 01
:
Untuk menyatakan bidikan referensi (Backsite) Dan lain-lain





Format kode
:
XXXYY (Lima digit)
:
Untuk membedakan deskripsi titik


XXX
:
Menyatakan deskripsi detil


YY
:
Menyatakan bentuk detil (titik atau garis)





Contoh
:
00
:
Untuk Titik


01
:
Garis Tunggal


02
:
Garis Pasangan


11
:
Menutup garis ke titik awal
Sifat
:
LC
:
Line Contourable


LP
:
Line Planimetric (Uncotourable)


LB
:
Line Breakline


PC
:
Point Contourable


PP
:
Point planimetric (Uncontourable)












Sebagai contoh, berikut diberikan kode (numeric) titik yang berkaitan dengan bentuk, sifat, fungsi, dan deskripsi pada setiap kelompok atau grup.

Grup
Jalan

Deskripsi
Jalan Aspal
Jalan Macadam
Jalan Tanah

Format Kode
10001
10101
10201

Sifat
LB
LB
LB

Vegetasi

Pohon Besar > 5 m
Perdu
Alang-alang
Rumput

20000
20100
20200
20300

PP
PP
PC
PC

Bangunan
Rumah Tinggal
Kantor
30001
30100
LB
LB
Perairan
Selokan
Garis Sungai
Rawa
Garis Pantai
40001
40101
40201
40301
LB
LB
LP
LB

Dan Lain – Lain.

Spesifikasi Dan Kemampuan ETS
Sebagaimana   halnya  alat  ukur  theodolit  manual,   ETS   memiliki spesifikasi kemampuan alat diantaranya :
a. Kelas atau orde ukuran
b. Kekuatan lensa optis
c. Sensitivitas terhadap perubahan
d. Ketahanan & Kekonstanan terhadap waktu dan alam
e. Fasilitas prosesing
f. Komunikasi dengan alat peniferal luar/lain. 

Spesifikasi dan kemampuan yang dimiliki setiap Instrumen biasanya telah diberikan dan dijelaskan oleh pembuatnya melalui brosur. Untuk melakukan uji coba perbandingan tentunya sangat mahal, dan biasanya orang membandingkan dari pemakaian hasil kenyataan di lapangan akan isi spesifikasi dan kemampuan khususnya dalam hal (d) Ketahanan dan Kekonstanan.